Jumat, 30 Desember 2011





Proposal Penelitian Matematika

A. JUDUL
“Dukungan Media Pembelajaran Matematika Berbasis TIK untuk Peningkatan Pemahaman Konsep Keliling dan Luas Segi Empat”

B. LATAR BELAKANG
Pada saat ini perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah menyentuh di segala aspek kehidupan manusia. Mulai dari dunia bisnis sampai dunia pendidikan sangat merasakan kebermanfaatannya. Sejalan dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) tersebut, maka teknologi komputer sangat pesat, sehingga keunggulan komputer tidak hanya terbatas pada kemampuan mengolah data, tetapi lebih dari itu komputer dapat menunjang dalam proses pengambilan keputusan. Dengan komputer dapat menjalankan informasi yang berbasiskan komputer maka data yang masuk akan diolah secara tepat, akurat, mudah dalam mengaksesnya.
Secara umum siswa sering mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran matematika, diantaranya adalah kesulitan dalam menghitung cepat, kemampuan logika, ketrampilan menulis atau menggambar dan rasa malas belajar matematika. Ini disebabkan siswa memandang pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit dan membosankan. Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang menduduki peran penting dalam pendidikan karena dilihat dari waktu yang digunakan dalam pelajaran matematika disekolah, lebih banyak dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.
Berdasarkan penjelasan diatas, bahwa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika dengan dukungan media pembelajaran pada proses belajar mengajar. Menurut Djamerah dan Zain (1996: 136) dalam kegiatan belajar mengajar ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan pelajaran dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat. Saat ini pemanfaatan komputer sangat diminati untuk media pembelajaran.
Setelah menyelesaikan suatu proses belajar untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa dengan dukungan media pembelajaran tersebut, perlu adanya kerjasama antara guru dan peneliti yaitu melalui penelitian tindakan kelas (PTK). Proses PTK ini memberikan kesempatan kepada peneliti dan guru untuk mengidentifikasi masalah- masalah pembelajaran di sekolah sehingga dapat dikaji ditingkatkan dan dituntaskan.
Penelitian tindakan kelas ini difokuskan pada peningkatan pemahaman konsep keliling dan luas segi empat siswa SMP. Pemahaman dalam penelitian ini adalah kesanggupan dan kecakapan untuk mengenal fakta, konsep, prinsip, dan skill.
Keliling sebuah bangun datar adalah total jarak yang mengelilingi bangun tersebut. Ukuran keliling adalah mm, cm, km, atau satuan panjang lainnya. Sedangkan yang dimaksud luas sebuah bangun datar adalah besar daerah tertutup suatu permukaan bangun datar. Ukuran untuk luas adalah cm2, m2 km2 atau satuan luas lainnya.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka diperlukan suatu dukungan media pembelajaran berbasis TIK untuk meningkatkan pemahaman konsep pada siswa khususnya pada pokok bahasan keliling dan luas segi empat siswa SMP.

C. BATASAN DAN RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan dan dibatasi sebagai berikut :
“Apakah hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan dukungan media pembelajaran matematika berbasis tik untuk peningkatan pemahaman konsep keliling dan luas segi empat lebih menunjang dalam pemecahan masalah?”.
D. DEFINISI OPERASIONAL
a. Peningkatan
Peningkatan merupakan usaha menjadikan sesuatu keadaan menjadi lebih baik yang dapat diciptakan atau diusahakan kriterianya.

b. Pemahaman
Pemahaman dalam penelitian ini adalah kesanggupan untuk mengenal fakta, konsep, prinsip dan skill. Meletakkan hal-hal tersebut dalam hubungannya satu sama lain secara benar dan menggunakannya secara tepat pada situasi.
c. Konsep dalam matematika
Konsep dalam matematika adalah abstrak yang memungkinkan kita untuk mengelompokkan (mengklasifikasi) objek/kejadian. Konsep dapat dipelajari melalui definisi/pengamatan langsung. Disamping itu juga konsep dapat dipelajari dengan cara melihat, mendengar, mendiskusikan dan memikirkan tentang bermacam-macam contoh. Anak-anak yang masih berada dalam tahap operasi kongkrit dalam belajar konsep biasanya perlu melihat dan memegang benda yang dinyatakan oleh konsep itu.
d. Keliling
Keliling sebuah bangun datar adalah total jarak yang mengelilingi bangun tersebut. Ukuran keliling adalah mm, cm, m, km atau satuan panjang lainnya.
e. Luas
Luas sebuah bangun datar adalah besar daerah tertutup suatu permukaan bangun datar. Ukuran untuk luas adalah cm2, m2, km2 atau satuan luas lainnya.
1. Model Pembelajaran Biasa
Model pembelajaran biasa adalah pengajaran yang pada umumnya biasa dilakukan sehari-hari. Guru lebih aktif dari siswa, sedangkan siswa hanya menerima materi tanpa adanya timbal balik antara guru dan siswa dalam belajar. Cara menyampaikan materi dengan ceramah, Tanya jawab, dan demonstrasi.




E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah agar suatu penelitian dapat lebih terarah dan ada batasan- batasannya tentang objek yang diteliti. Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep keliling dan luas segi empat.
2) Meningkatkan keaktifan/response siswa dalam pembelajaran matematika khususnya pada keliling dan luas segi empat.
3) Meningkatkan kreatifitas siswa dalam pembelajaran matematika khususnya pada keliling dan luas segi empat.

F. KEGUNAAN PENELITIAN
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan bermanfaat bagi :
1. Bagi siswa
a. Sebagai acuan dalam meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa.
b. Sebagai acuan dalam mendorong siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.
c. Sebagai acuan dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep matematika karena materi dikaitkan dengan konteks keseharian siswa dan lingkungan dunia nyata siswa.
2. Bagi guru
a. Meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan suatu model pembelajaran, serta dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran
b. Dapat lebih menciptakan suasana kelas yang menghargai (menghormati) nilai-nilai ilmiah dan termotivasi untuk terbiasa mengadakan penelitian sederhana yang bermanfaat bagi perbaikan dalam proses pembelajaran serta meningkatkan kemampuan guru itu sendiri.
3. Bagi sekolah
Dengan adanya strategi pembelajaran yang baik maka mampu mewujudkan siswa yang cerdas dan berprestasi.
4. Bagi peneliti
Sebagai tambahan pengetahuan untuk menjadi seorang pendidik kelak untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa.

G. KERANGKA PEMIKIRAN
Keberhasilan proses belajar mengajar khususnya pada pembelajaran matematika dapat dilihat dari tingkat pemahaman dan penguasaan materi. Keberhasilan pembelajaran matematika dapat diukur dari kemampuan siswa dalam memahami dan menerapkan berbagai konsep untuk memecahkan masalah.
Dengan demikian pembelajaran matematika disekolah terutama di SMP merupakan masalah jika konsep dasar diterima siswa secara salah maka sangat sukar untuk memperbaikinya. Dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat mendorong kita untuk melakukan perubahan khususnya dibidang pendidikan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengenal masalah-masalah yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa dalam memahami konsep pada pembelajaran matematika dan untuk mengetahui usaha dalam mengatasinya.
Prosedur tindakan kelas ini merupakan siklus dan dilaksanakan sesuai perencanaan atau perbaikan dari perencanaan tindakan terdahulu. Dalam penelitian ini diperlukan evaluasi awal sebagai upaya untuk menentukan fakta-fakta yang dapat digunakan untuk melengkapi kajian teori yang ada untuk menyusun perencanaan tindakan yang tepat agar pemahaman konsep dapat ditingkatkan.
Tindakan kelas yang dilaksanakan berupa pengajaran secara sistematik dengan tindakan pengelolaan kelas melalui strategi pendekatan, metode, teknik pengajaran yang tepat dengan penerapannya kondisional yang mengacu pada fakta-fakta dan perencanaan tindakan yang telah disusun sebelumnya. Tindakan dilakukan secara siklus maksudnya setelah tindakan pertama selesai dapat dilakukan tindakan peneliti akan mengamati bagaimana reaksi siswa dalam setiap tindakan pengajaran yang dilakukan peneliti didepan kelas.

H. ASUMSI
Asumsi dalam penelitian ini adalah:
1. Hasil tes sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa.
2. Kesalahan-kesalahan siswa dalam menjawab setiap soal merupakan indikator kesulitan dalam memahami konsep.
3. Siswa mendapatkan fasilitas yang sama dari sekolah.

I. HIPOTESIS
Berdasarkan hasil tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : ” Dukungan media pembelajaran berbasis TIK mampu meningkatkan pemahaman, keaktifan/response, dan kreatifitas siswa pada pembahasan keliling dan luas segi empat.

J. KAJIAN PUSTAKA
1. Belajar
1. Menurut Winkel (1996:10) belajar dapat didefinisikan sebagiai suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relative, konstan dan terbatas.
2. Menurut Tabrani Rusyan (1996:17), belajar dalam arti luas adalah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap atau mengnai sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi, lebih luas lagi dalam berbagai bidang studi, lebih luas lagi dalam berbagai aspek-aspek kehidupan atau pengalaman-pengalaman yang terorganisasi.
3. Menurut Syaiful Sagala (2006:37) belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu.
Dari uraian diatas dapat disimpulakn bahwa seseorang telah dikatakan belajar apabila pada dirinya telah terjadi perubahan tingkah laku maupun telah memperoleh kecakapan, keterampilan dan sikap, yang semuanya diperoleh berdasarkan pengalan yang dialaminya.
2. Belajar Matematika
Menurut Herman Hudoyo (1988:3) bahwa matematika adalah sebagai ilmu mengenai struktur akan mencakup tentang hubungan, pola maupun bentuk, dapat dikatakan matematika berkenaan dengan ide-ide (gagasan-gagasan), stuktur dan hubungan dengan konsep-konsep abstrak.
Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, prose dan penalaran. Matematika terdiri dari empat wawasan yang luas yaitu: aritmatika, aljabar, geometri, dan analisa (analysis). Selain itu matematika adalah ratunya ilmu, maksudnya bahwa matematika itu ntidak tergantung bidang lain, bahasa dan agar dipahami orang dengan tepat harus menggunakan simbol dan istilah yang cermat disepakati secara bermakna. Ilmu deduktif yang tidak menerima generalisasi yang didasarkan kepada observasi (induktif) tetapi generalisasi yang didasarkan kepada pembuktian secara deduktif. Ilmu tentang keteraturan, ilmu tentang stuktur yang terorganisai mulai dari unsur yang tidak didefinisikan keaksioma/postulat dan akhirnya ke dalil.
Matematika tersusun secara hierarkis yang satu dengan yang lain berkaitan erat. Konsep-konsep matematika pada tingkat lebih tinggi tidak mungkin lebih dipahami, sebelum memahami konsep sebelumnya dengan baik. Ini berarti bahwa belajar matematika harus bertahap dan berurutan secara sistematis serta harus didasarkan kepada pengalamn belajar yang terdahulu.
Tujuan belajar matematika jangka pendek yaitu dikuasainya sejumlah materi yang trlah dipelajarinya, sedangkan tujuan belajar matematika jangka panjang adalah berkenaan dengan penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari dan penghargaan terhadap matematika itu sendiri sebagai ilmu struktur yang abstrak.
3. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium. Secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dengan demikian, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, dkk, 2002:6) Pembelajaran adalah usaha-usaha belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa (Sadiman dkk, 2007:7). Jadi media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menanggung pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Penggunan media pada waktu berlangsung pengajaran setidaknya digunakan guru pada situasi berikut :
a. Bahan pengajaran yang dijelaskan guru kurang dipahami siswa.
b. Terbatasnya sumber pengajaran yang tidak semua sekolah mempunyai buku sumber atau tidak semua bahan pengajaran dalam buku sumber tersebut dalam bentuk media.
c. Perhatian siswa terhadap pengajaran berkurang akibat kebosanan mendengarkan uraian guru.
Gerlach dan Ely (1971) dalam Arsyad (2003:11) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan media yang mungkin guru tidak mampu (kurang efisien) melakukannya, yaitu (Arsyad, 2003:11):
a. Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada suatu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.
b. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Media memanipulasi kejadian atau objek dengan jalan mengedit hasil rekaman yang dapat mengenal waktu.
c. Ciri Distributif (Distributive Property)
Media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melaui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut dijadikan tersebut disajikan kepada sejumlah siswa dengan stimulus pengalamn yang relatif sama mengenai kejadian itu.
4. Teknologi komunikasi dan Informasi
a. Pengertian Teknologi
Menurut Kast dan Rosenweig, teknologi adalah penggunaan atau penerapan suatu bidang ilmu pengetahuan terhadap bidang-bidang lain. Teknologi adalah cara melakukan sesuatu untuk untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal (hardware dan software sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat ampuh anggota tubuh, panca indera dan otak manusia (Sukmadinata, 2001:67).
b. Pengertian Informasi
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya (Jogiyanto, 1999:8). Sumber informasi adalah data. Data adalah kenyataan yuang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dengan kesatuan nyata.
Menurut Jogiyanto (1999:5) kualitas informasi tergantung dari tiga hal yaitu:
1. Relevan (Relevancy)
Informasi harus membelikan manfaat bagi pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.
2. Akurat (Accurancy)
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bisa atau menysatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dariu sumber informasi sampai penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan atau noise yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.
3. Tepat waktu (Timeliness)
Informasi yang tepat waktu, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan bagi pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi.
Nilai dari informasi ditentukan dari dua hal yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai apabila dapat bermanfaat lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi hal ketidakpastian didalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan. Perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan untukbeberapa kegunaan. Dengan demikian informasi tidak hanya digunakan oleh satu pihak.
Informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai uang, tetapi dapat ditaksir efektifitasnya (Jogiyanto ,1999:11)
c. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan) melalui media yang menimbulkan efek. Pikiran bias merupakan gagasan, informasi, opini dan lain-lain (Effendy ,2001:11)
Menurut Wijaya (2002:11) komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok.
Jadi komunikasi adalah penyampaian pikiran dari komunikator ke komunikan melalui media baik secara individu maupun kelompok.


d. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi
Jadi teknologi informasi dan komunikasi dalam hal ini yang penulis maksudkan adalah penyampaian data yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dan telah diolah berdasarkan ilmu eksak dan berlandaskan proses teknik sehingga bermanfaat bagio manusia atau pengguna.
Informasi adalah inti dari suatu komunikasi. Komunikasi yang berhasilkan dapat ditunjang oleh teknologi informasi dan komunikasi. Biasanya suatu komunikasi dikatakan berhasil bila informasi yang diterima oleh target sama dengan apa yang dikirim oleh pengirim.
5. Microsoft PowerPoint
Microsoft powerpoint merupakan salah satu produk unggulan Microsoft corporation dalm program aplikasi presentasi yang paling banyak digunakan saat ini. Menurut Stephen W.Sagman (1997:4) powerpoint adalah program pengolah presentasi yang menggabungkan teks dan angka yang sudah dikumpulkan dan memasang gambar dan slide dengan sentuhan professional yang memenuhi tuntutan audiensberselera tinggi. Fasilitas yang dimiliki powerpoint diharapkan mampu menghilangkan kebodsanan siswa saat proses belajar mengajar berlangsung.
6. Pemahaman
Pemahaman dalam penelitian ini adalah kesanggupan untuk mengenal fakta, konsep, prinsip, dan skill. Meletakkan hal-hal tersebut dalm hubungannya satu sama lain secara benar dan menggunakannya secara tepat pad situasi. Pemahaman meliputi penerimaan dan komunikasi secara akurat sebagai hasi komunikasi dalam pembagian yang berbeda dan mengorganisasi secara singkat tanpa mengubah pengertian.
7. Konsep Dalam Matematika
Menurut Syaiful Sagala (2006:71) menyatakan bahwa konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi prinsip, hukum, dan teori . Konsep merupakan bagian dasar untuk membangun pengetahuan yang mantap karena konsep merupakan bagian dasar ilmu pengetahuan.
Konsep dalam matematika adalah abstrak yang memungkinkan kita untuk mengelompokkan (mengklasifikasi) objek/kejadian. Konsep yang tingkat tinggi dapat berupa hubungan antara konsep-konsep dasar. Konsep dapat dipelajari melalui definisi/pengamatan langsung. Disamping itu juga konsep dapat dipelajari dengan cara melihat, mendengar, mendiskusikan dan memikirkan tentang bermacam-macam contoh. Anak-anak yang masih berada dalam tahap operasi konkrit dalam belajar konsep biasanya belum melihat dan memegang benda yang dinyatakan oleh konsep itu. Seseorang telah memahami jika orang tersebut telah mampu memisahkan contoh konsep dan bukan konsep.

K. METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Tempat yang digunakan peneliti untuk melakukan penelitian adalah SMPN 1 Binong. Alasan peneliti memilih sekolah ini adalah karena letaknya strategis sehingga mempermudah dalam melaksanakan penelitian serta sudah ada fasilitas laboratorium komputer sehingga menjadikan nilai lebih bagi sekolah tersebut.

2. Populasi dan Sampel Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa SMPN 1 Binong Tahun Ajaran 2008/2009, dengan pertimbangan bahwa siswa pada sekolah ini memiliki kemampuan yang heterogen. Dalam penelitian ini dipilih satu kelas yaitu kelas VII C SMPN 1 Binong. Pemilihan dan penentuan subyek penelitian ini berdasarkan pada purposive sampling ( sampel bertujuan), yaitu untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa secara keseluruhan, karena menurut guru metematika, siswa memiliki kemampuan akademik yang heterogen dan secara keseluruhan berkemampuan sedang.

3. Metode Penelitian Yang Digunakan
Penelitian tindakan kelas dilakukan bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data yang utama adalah peneliti yang melakukan tindakan dan siswa yang menerima tindakan, serta sumber data berupa data dokumentasi. Pengambilan data dilakukan dengan observasi, catatan lapangan, metode tes dan dokumentasi.
a) Metode Observasi
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara telita dan sistematis (Suharsimi Arikunto, 1998 : 28). Observasi dijadikan sampel untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan belajar siswa dikelas. Sehingga data observasi diperoleh secara langsung dengan jalan melihat dan mengamati kegiatan siswa, dengan demikian data tersebut dapat bersifat objektif dalam melukiskan aspek-aspek kepribadian siswa menurut keadaan yang sebenarnya serta didalam menyimpulkan hasil penelitian tidak berat sebelah atau hanya menekankan pada salah satu segi saja dari kemampuan atau prestasi matematika siswa.
b) Metode Tes
Suharsimi Arikunto (1998:139) mengatakan ”metode tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atua kelompok”. Dalam penelitian ini diujikan diakhir pembelajaran yang berguna untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa didalam memahami materi.
c) Catatan lapangan
Catatan lapangan adalah beberapa catatan yang diperoleh peneliti mengenai hasil pengamatan pada saat penelitian untuk mendapatkan data yang sedetail mungkin, sehingga proses penelitian dapat berjalan secara efektif dan efisien dalam setiap tindakan-tindakan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Jadi, catatan lapangan dalam penelitian ini digunakan untuk merangkum perubahan-perubahan dalam proses pembelajaran yang tidak terdapat dalam pedoman observasi, sehingga catatan lapangan hanya sebagai pelengkap data.
d) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan yang diteliti. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan nama siswa serta foto rekaman proses tindakan penelitian.

4. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti dengan menjaga validitas isi. Berdasarkan cara pelaksanaan dan tujuan, penelitian ini menggunakan observasi. Dalam melakukan observasi menggunakan pedoman observasi yang terbagi menjadi tiga bagian :
a. Observasi tindak mengajar
b. Observasi tindak belajar yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika.
c. Keterangan tambahan yang berkaitan dengan tindak mengajar maupun tindak belajar yang belum tercapai.
Jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam ataupun sosial yang diamati. Dalam pengumpulan data digunakan beberapa instrumen sebagai berikut :
a. Catatan lapangan
b. Test
c. Observasi
d. Dokumentasi

5. Cara Menganalisis Data
Pada penelitian tindalakan kelas (PTK) ini, data dianalisis sejak tindakan pembelajaran dilaksanakan, dikembangkan selama proses refleksi sampai proses penyusunan laporan.
Teknik analisis data yang digunakan adalah model alur. Teknik ini terdiri dari 3 alur yaitu reduksi data, penyajian data, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Hasil reduksi berupa uraian singkat yang telah digolongkan dalam suatu kegiatan tertentu. Kegiatan ini mulai dilaksanakan dalam setiap tindakan. Penyajian data dilakukan dalam rangka pemahaman terhadap sekumpulan informasi dalam bentuk teks naratif yang disusun, diatur, diringkas dalam bentuk kategori-kategori sehingga mudah dipahami makna yang terkandung. Sedangkan penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap untuk memperoleh derajat kepercayaan yang tinggi. Dengan demikian langkah data kualitatif dalam penelitian ini dilakukan semenjak tindakan-tindakan dilaksanakan (Sutama, 2004:14).
Analisis data kualitatif dilakukan dengan mencari daya serap siswa pada pelaksanaan test tentang keliling dan luas segi empat, yaitu dari test sebelum tindakan sampai test pada putaran III. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan membandingkan daya serap tersebut. Jika daya serap siswa pada test putaran III lebih besar dari daya serap pada test sebelum dilakukan tindakan maka kemampuan siswa dalam memahami konsep keliling dan luas segi empat meningkat.









L. DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga, Jakarta : Balai Pustaka
Hudojo, H (1988) Strategi Mengajar Belajar Matematika. Jakarta : Depdikbud
Ibrahim, dan Sudjana (2009). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Lamadi, Ardi, (Online), http://ardi-lamadi.blogspot.com/2010/02/kerangka-teori-dan-hipotesis-tindakan.html (24 Oktober 2010)
Munjiali, (2004). Kelompok Kerja Guru. Makalah pada Pelatihan Guru Sekolah Dasar
Russefendi, (1991) Pengantar Kepada Pembantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito.
Sardiman, (1986). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : CV. Rajawali
Sudijono, H (2001) Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada
Xpresiriau,(Online)http://xpresiriau.com/artikel-tulisan-pendidikan/pembelajaran-konvensional (27 Oktober 2010)
http://4riif.wordpress.com/2008/07/10/proposal-penelitian-dukungan-media-pembelajaran-matematika-berbasis-tik-untuk-peningkatan-pemahaman-konsep/

Hasil Analisis Evaluasi Pembelajaran Matematika

BAB I
PENDAHULUAN

Larat Belakang
Kecenderungan anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda, oleh kaena itu diadakan tes analisis ini agar guru mengetahui sebagaimana kemampuan siswa terhadap pelajaran MATEMATIKA ini. Agar guru juga dapat mengoreksi mana pelajaran yang baik dicapai dan susah untuk dicapai, serta guru dapat membimbing siswa lebih baik lagi untuk mengajarkan materi yang akan dicapainya.
Tujuan Analisis
Untuk mengetahui tingkat kesukaran.Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal sehingga dapat diperoleh informasi soal-soal mana yang termasuk mudah, sedang dan sukar.
Untuk mengetahui daya pembeda soa, sehingga dari tes tersebut bisa membedakan siswa yang termasuk dalam kategori rendah dan kategori tinggi.
Untuk mengetahui validitas soal dan validitas soal.
Untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dalam petunjuk soal. Format penulisan soal serta keterangan soal yang dibutuhkan bagi penyusun butir soal.
Manfaat Analisis
Mahasiswa
Terampil dalam merancang soal
Trampil menganalisis butir soal
Mengetahui kualitas butir soal yang telah dibuat
Sekolah
Mengetahui sejauh mana siswa menguasai pelajaran yang telah disampaikan.
Menilai kemampuan belajar.
Mengetahui siswa mana yang dapat menguasai pelajaran dan mana yang belum menguasai pelajaran.





BAB II
T E O R I

Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan suatu alat ukur dalam mengukur data.
Mengukur apa yang seharusnya diukur.
Sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya.
Untuk mengetahui validitas suatu instrumen dilakukan dengan cara melakukan antar skor masing-masing variabel dengan skor totalnya. Suatu variabel ( pertanyaan ) dikatakan valid jika skor variabel tersebut berkolerasi secara signifikan dengan skor totalnya.
Teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi Pearson product moment:
r_(xy = (N∑▒〖XY-(∑▒X) 〗(∑▒Y))/√({N∑▒X^2 -(〖∑▒X)〗^2 }{N∑▒〖Y^2-(∑▒〖Y)〗^2 〗} ))
Dimana :
r_(xy =) koefisien korelasi antara variable X dan variable Y, dua variable yang dikorelasikan
Keputusan uji:
Bila r hitung > r tabel maka Ho ditolak artinya variabel valid
Bila r hitung < r tabel maka Ho gagal ditolak artinya variabel tidak valid
r_hit = r_(xy√((n-2))/√((1-〖r_xy〗^2))
Reabilitas
Sejauh mana dapat dipercaya bila dilakukan pengukuran pada waktu yang berbeda pada kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama asalkan aspek yang diukur dalam diri subjek belum berubah.
Pertanyaan dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.


Teknik yang dipakai untuk menghitung reabilitas diantaranya:
Mencari reabilitas tes bentuk item dengan rumus Hoyt
Rumusnya adalah:
r_11 = 1 - Vs/Vr atau r_11 = (Vr-Vs)/Vr
Keterangan:
r_11 = Reabilitas seluruh soal
Vr = Varians responden
Vs = Varians sisa
Langkah 1. Mencari jumlah kudrat responden dengan rumus:
〖 Jk〗_((r)) = (∑▒x_t^2 )/k – 〖(∑▒〖X_t)〗〗^2/(k x N)
Keterangan:
Jk_((r)) = Jumlah kuadrat responden
〖 X〗_t = Skor total tiap responden
k = Banyaknya item
N = Banyaknya responden atau subjek
Langkah 2. Mencari kuadrat item dengan rumus:
Jk_((i)) = (∑▒X^2 )/N – 〖(∑▒〖X_t)〗〗^2/(k x N)
Keterangan:
〖 Jk〗_((i)) = Jumlah kuadrat item
∑▒B^2 = Jumlah kudrat jawab benar seluruh item
〖(∑▒〖X_t)〗〗^2 = Kuadrat dari jumlah skor total


Langkah 3. Mencari kuadrat total dengan rumus:
Jk_((t)) = ((∑▒〖B)(〗 ∑▒〖S)〗)/((∑▒B)+(∑▒〖S)〗)
Keterangan:
Jk_((t)) = Jumlah kuadrat soal
∑▒B = Jumlah jawab benar seluruh item
∑▒S = Jumlah jawab salah seluruh item
Langkah 4. Mencari kudrat sisa dengan rumus:
Jk_((s)) = Jk_((t)) - Jk_((r)) - Jk_((i))
Langkah 5. Mencari varians responden dan varians sisa dengan tabel F.
Dengan mencari varians ini diperlukan d.b ( derajat kebebasan ) dari masing-masing sumber varians kemudian d.b ini digunakan sebagai penyebut terhadap setiap jmlah kuadrat untuk memperoleh variansi.
d.b = banyaknya N setiap sumber variansi dikurangi 1.
Jadi variansi = (jumlah kuadrat)/(d.b)
Langkah 6. Memasukkan ke dalam rumus r_11
Mencari reabilitas bentuk uraian dengan rumus Alpha
Rumusnya adalah:
r_11 = ( n/((n-1)) )( 1 - (∑▒σ_t^2 )/(σ_t^2 ) )
Di mana :
r_11 = Reabilitas yang dicari
∑▒σ_t^2 = Jumlah varians tiap-tiap item
σ_t^2 = Varians total

Rumua varians:
σ^2 = (∑▒〖X^2- 〖(∑▒〖X)〗〗^2/N〗)/N
Tingkat Kesukaran
Ditentukan oleh perbandingan antara banyaknya siswa yang menjawab soal itu benar dengan banyaknya siswa yang menjawab butiran soal itu.
Rumus tingkat kesukaran untuk soal pilihan ganda :
Siswa > 30, Jsa 27% dan Jsb 27%
Siswa < 30, Jsa 50% dan Jsb 50%

TK= (JBa+JBb)/(JSa+JSb)

Dimana :
JBa = Jumlah siswa kelas atas yang menjawab benar
JBb = Jumlah siswa kelas bawah yang menjawab benar
JSa = Jumlah seluruh siswa kelas atas
JSb = Jumlah seluruh siswa kelas bawah

Rumus tingkat kesukaran untuk soal essay :
TK = X ̅/SMI
Dimana :
X ̅= Rata-rata tiap butir soal
SMI = Skor maksimum ideal
TK = 0.00 terlalu sukar
0.00< TK £ 0.30 sukar
0.30 < TK £ 0.70 sedang
0.70 < TK < 1.00 mudah
TK = 1.00 terlalu mudah
Daya pembeda
Korelasi antara skor jawaban terhadap sebuah butiran soal dengan skor jawaban keseluruhan.
Rumus daya pembeda untuk soal pilihan ganda :
DP = (JBa-JBb)/JSa
Dimana :
JBa = Jumlah siswa kelas atas yang menjawab benar
JBb = Jumlah siswa kelas bawah yang menjawab benar
JSa = Jumlah seluruh siswa kelas atas atau bawah.

Rumus yang digunakan untuk soal essay :
DP = (X ̅A- X ̅B )/SMI
Dimana :
(X ) ̅A = Rata-rata skor kelompok atas
(X ) ̅B = Rata-rata skor kelompok bawah
SMI = Skor maksimum ideal pada tiap butir soal
Faktor Pengecoh
Efektif bila :
Jpa + JPb ≥ 1/4 {(JSa+JSb)/(2(n-1))}
Dimana :
n = Banyak option
JPa = Jumlah siswa kelompok atas yang memilih option pengecoh
JPb = Jumlah siswa keompok bawah yang memilih option pengecoh




BAB III
PEMBAHASAN

Evaluasi Pendidikan
Pengertian Evaluasi
Menurut Ralph Tyler (1950) yang dimaksud dengan Evaluasi adalah merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum dan apa sebabnya. Definisi lain juga dikemukakan oleh Cronbach dan Stufflebeam bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk keputusan.
Tujuan Evaluasi
Ada berbagai cara guru untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya. Penilaian itu sendiri mempunyai berbagai macam tujuan, yaitu :
Untuk memilih siswa yang dapat diterima si sekolah tertentu.
Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutya.
Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa.
Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dan sebagainya.
Fungsi dan Manfaat Penilaian, Evaluasi
Fungsi Penilaian antara lain :
Alat seleksi.
Alat pengukur keberhasilan.
Alat penempatan.
Alat diagnistik.
Manfaat Penilaian antara lain :
Bisa mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik.
Agar menjadi acuan bagi peserta didik untuk lebih semangat dalam belajar.
Peserta didik bisa lebih memahami dalam setiap mata pelajaran (materi).






Menentukan Validitas
Menentukan Validitas Butir dan Validitas Vaktor

Tabel 1.1
TABEL ANALISIS ITEM UNTUK PERHITUNGAN VALIDITAS ITEM



No Butir/Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Skor
Faktor y²

1 Hendra Diawan 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 9 81
2 Rifaldi Tansyah R 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 11 121
3 Eka Kurniatin 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 7 49
4 Deska Hendrawan 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 7 49
5 Ali Ropsanjani 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 9 81
6 Novi Tri Lestari 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 7 49
7 Susilawati 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 7 49
8 Regi Hidayat 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 8 64
9 Doni Alfian 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 8 64
10 Hendra Sutisna 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 7 49
11 Widia Rohaeni 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 7 49
12 Verawati 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 8 64
13 Sinta Yulianti 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 8 64
14 Andi Sanusi 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 9 81
15 Febi Putra Anugrah 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 8 64
16 Dirwanto 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 10 100
17 Ela Juliawati 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 7 49
18 Ria Risnawati 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 8 64
19 Rina Amelia 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 9 81
20 Siti Marfuah 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 12 144
Jumlah 20 14 17 10 10 9 8 7 9 12 8 11 9 12 10 166 1416
Validitas Butir dan Validitas Faktor






Menentukan Valid Item Butir Soal
Tabel 1.2
Menganalisis Butir Soal
(Soal Pilihan Ganda)
Tabel 1.2.1
Butir Soal No. 1
NO Nama X Y X² Y² XY
1 Hendra Diawan 1 9 1 81 9
2 Rifaldi Tansyah R 1 11 1 121 11
3 Eka Kurniatin 1 7 1 49 7
4 Deska hendrawan 1 7 1 49 7
5 Ali Ropsanjani 1 9 1 81 9
6 Novi Tri Lestari 1 7 1 49 7
7 Susilawati 1 7 1 49 7
8 Regi Hidayat 1 8 1 64 8
9 Doni Alfian 1 8 1 64 8
10 Hendra Sutisna 1 7 1 49 7
11 Widia Rohaeni 1 7 1 49 7
12 Verawati 1 8 1 64 8
13 Sinta Yulianti 1 8 1 64 8
14 Andi Sanusi 1 9 1 81 9
15 Febi Putra Anugrah 1 8 1 64 8
16 Dirwanto 1 10 1 100 10
17 Ela Juliawati 1 7 1 49 7
18 Ria Risnawati 1 8 1 64 8
19 Rina Amelia 1 9 1 81 9
20 Siti Marfuah 1 12 1 144 12
Jumlah 20 166 20 1416 166

rxy = N∑xy – (∑x) (∑y)
√({N∑X^2- (∑X)^2 }{N∑Y^2-(∑Y)²)

= 20 x 166 – 20 x 166
√((20 x 20-〖20〗^2 )(20 x 1416-〖166〗^2))

= 3320 – 3320 = 0 = 0
√((400-400)(28320 -27556)) √(0 x 764) 0


Tabel 1.2.2
Butir Soal No. 2
No Nama X Y X² Y² XY
1 Hendra Diawan 0 9 0 81 0
2 Rifaldi Tansyah R 1 11 1 121 11
3 Eka Kurniatin 0 7 0 49 0
4 Deska hendrawan 1 7 1 49 7
5 Ali Ropsanjani 1 9 1 81 9
6 Novi Tri Lestari 0 7 0 49 0
7 Susilawati 0 7 0 49 0
8 Regi Hidayat 1 8 1 64 8
9 Doni Alfian 1 8 1 64 8
10 Hendra Sutisna 0 7 0 49 0
11 Widia Rohaeni 0 7 0 49 0
12 Verawati 1 8 1 64 8
13 Sinta Yulianti 1 8 1 64 8
14 Andi Sanusi 1 9 1 81 9
15 Febi Putra Anugrah 1 8 1 64 8
16 Dirwanto 1 10 1 100 10
17 Ela Juliawati 1 7 1 49 7
18 Ria Risnawati 1 8 1 64 8
19 Rina Amelia 1 9 1 81 9
20 Siti Marfuah 1 12 1 144 12
Jumlah 14 166 14 1416 122

rxy = N∑xy – (∑x) (∑y)
√({N∑X^2- (∑X)^2 }{N∑Y^2-(∑Y)²)

= 20 x 122 – 14 x 166
√((20 x 14-〖14〗^2 )(20 x 1416-〖166〗^2))

= 2440 – 2324
√((280-196)(28320 -27556))

= 116
√(84 x 764)

= 116 = 116 = 0,457
√64176 253,32
Tabel 1.2.3
Butir Soal No. 3
No Nama X Y X² Y² XY
1 Hendra Diawan 1 9 1 81 9
2 Rifaldi Tansyah R 0 11 0 121 0
3 Eka Kurniatin 0 7 0 49 0
4 Deska hendrawan 0 7 0 49 0
5 Ali Ropsanjani 1 9 1 81 9
6 Novi Tri Lestari 1 7 1 49 7
7 Susilawati 1 7 1 49 7
8 Regi Hidayat 1 8 1 64 8
9 Doni Alfian 1 8 1 64 8
10 Hendra Sutisna 1 7 1 49 7
11 Widia Rohaeni 1 7 1 49 7
12 Verawati 1 8 1 64 8
13 Sinta Yulianti 1 8 1 64 8
14 Andi Sanusi 1 9 1 81 9
15 Febi Putra Anugrah 1 8 1 64 8
16 Dirwanto 1 10 1 100 10
17 Ela Juliawati 1 7 1 49 7
18 Ria Risnawati 1 8 1 64 8
19 Rina Amelia 1 9 1 81 9
20 Siti Marfuah 1 12 1 144 12
Jumlah 17 166 17 1416 141

rxy = N∑xy – (∑x) (∑y) √({N∑X^2- (∑X)^2 }{N∑Y^2-(∑Y)²)
= 20 x 141 – 17 x 166 √((20 x 17-〖17〗^2 )(20 x 1416-〖166〗^2))
= 2820 – 2822 √((340-289)(28320 -27556))
= -2
√(51 x 764)
= -2 = -2 = -0,010
√38964 197,39


Tabel 1.2.4
Butir Soal No. 4
No Nama X Y X² Y² XY
1 Hendra Diawan 0 9 0 81 0
2 Rifaldi Tansyah R 1 11 1 121 11
3 Eka Kurniatin 0 7 0 49 0
4 Deska hendrawan 0 7 0 49 0
5 Ali Ropsanjani 1 9 1 81 9
6 Novi Tri Lestari 0 7 0 49 0
7 Susilawati 1 7 1 49 7
8 Regi Hidayat 1 8 1 64 8
9 Doni Alfian 0 8 0 64 0
10 Hendra Sutisna 0 7 0 49 0
11 Widia Rohaeni 0 7 0 49 0
12 Verawati 1 8 1 64 8
13 Sinta Yulianti 0 8 0 64 0
14 Andi Sanusi 1 9 1 81 9
15 Febi Putra Anugrah 1 8 1 64 8
16 Dirwanto 0 10 0 100 0
17 Ela Juliawati 1 7 1 49 7
18 Ria Risnawati 1 8 1 64 8
19 Rina Amelia 0 9 0 81 0
20 Siti Marfuah 1 12 1 144 12
Jumlah 10 166 10 1416 87

rxy = N∑xy – (∑x) (∑y)
√({N∑X^2- (∑X)^2 }{N∑Y^2-(∑Y)²)

= 20 x 87 – 10 x 166
√((20 x 10-〖10〗^2 )(20 x 1416-〖166〗^2))

= 1740 – 1660
√((200-100)(28320 -27556))

= 80
√(100 x 764)

= 80 = 80 = 0,289
√76400 276,40
Tabel 1.2.5
Butir Soal No.5
No Nama X Y X² Y² XY
1 Hendra Diawan 0 9 0 81 0
2 Rifaldi Tansyah R 1 11 1 121 11
3 Eka Kurniatin 1 7 1 49 7
4 Deska hendrawan 1 7 1 49 7
5 Ali Ropsanjani 1 9 1 81 9
6 Novi Tri Lestari 1 7 1 49 7
7 Susilawati 1 7 1 49 7
8 Regi Hidayat 1 8 1 64 8
9 Doni Alfian 0 8 0 64 0
10 Hendra Sutisna 0 7 0 49 0
11 Widia Rohaeni 0 7 0 49 0
12 Verawati 0 8 0 64 0
13 Sinta Yulianti 0 8 0 64 0
14 Andi Sanusi 0 9 0 81 0
15 Febi Putra Anugrah 0 8 0 64 0
16 Dirwanto 1 10 1 100 10
17 Ela Juliawati 0 7 0 49 0
18 Ria Risnawati 0 8 0 64 0
19 Rina Amelia 1 9 1 81 9
20 Siti Marfuah 1 12 1 144 12
Jumlah 10 166 10 1416 87

rxy = N∑xy – (∑x) (∑y)
√({N∑X^2- (∑X)^2 }{N∑Y^2-(∑Y)²)

= 20 x 87 – 10 x 166
√((20 x 10-〖10〗^2 )(20 x 1416-〖166〗^2))

= 1740 – 1660
√((200-100)(28320 -27556))

= 80
√(100 x 764)

= 80 = 80 = 0,289
√76400 276,40
Tabel 1.2.6
Butir Soal No.6
No Nama X Y X² Y² XY
1 Hendra Diawan 1 9 1 81 9
2 Rifaldi Tansyah R 1 11 1 121 11
3 Eka Kurniatin 0 7 0 49 0
4 Deska hendrawan 0 7 0 49 0
5 Ali Ropsanjani 0 9 0 81 0
6 Novi Tri Lestari 0 7 0 49 0
7 Susilawati 0 7 0 49 0
8 Regi Hidayat 1 8 1 64 8
9 Doni Alfian 0 8 0 64 0
10 Hendra Sutisna 1 7 1 49 7
11 Widia Rohaeni 0 7 0 49 0
12 Verawati 1 8 1 64 8
13 Sinta Yulianti 0 8 0 64 0
14 Andi Sanusi 1 9 1 81 9
15 Febi Putra Anugrah 1 8 1 64 8
16 Dirwanto 0 10 0 100 0
17 Ela Juliawati 0 7 0 49 0
18 Ria Risnawati 1 8 1 64 8
19 Rina Amelia 0 9 0 81 0
20 Siti Marfuah 1 12 1 144 12
Jumlah 9 166 9 1416 80

rxy = N∑xy – (∑x) (∑y)
√({N∑X^2- (∑X)^2 }{N∑Y^2-(∑Y)²)

= 20 x 80 – 9 x 166
√((20 x 9-9^2 )(20 x 1416-〖166〗^2))

= 1600 – 1494
√((180-81)(28320 -27556))

= 106
√(99 x 764)

= 106 = 106 = 0,383
√75636 276,40
Tabel 1.2.7
Butir Soal No.7
No Nama X Y X² Y² XY
1 Hendra Diawan 0 9 0 81 0
2 Rifaldi Tansyah R 1 11 1 121 11
3 Eka Kurniatin 1 7 1 49 7
4 Deska hendrawan 1 7 1 49 7
5 Ali Ropsanjani 0 9 0 81 0
6 Novi Tri Lestari 0 7 0 49 0
7 Susilawati 0 7 0 49 0
8 Regi Hidayat 1 8 1 64 8
9 Doni Alfian 0 8 0 64 0
10 Hendra Sutisna 1 7 1 49 7
11 Widia Rohaeni 0 7 0 49 0
12 Verawati 0 8 0 64 0
13 Sinta Yulianti 1 8 1 64 8
14 Andi Sanusi 0 9 0 81 0
15 Febi Putra Anugrah 0 8 0 64 0
16 Dirwanto 1 10 1 100 10
17 Ela Juliawati 1 7 1 49 7
18 Ria Risnawati 0 8 0 64 0
19 Rina Amelia 0 9 0 81 0
20 Siti Marfuah 0 12 0 144 0
Jumlah 8 166 8 1416 65

rxy = N∑xy – (∑x) (∑y)
√({N∑X^2- (∑X)^2 }{N∑Y^2-(∑Y)²)

= 20 x 65 – 9 x 166
√((20 x 8-8^2 )(20 x 1416-〖166〗^2))

= 1300 – 1328
√((160-64)(28320 -27556))

= -28
√(96 x 764)

= -28 = -28 = -0,103
√753344 276,40
Tabel 1.2.8
Butir Soal No.8
No Nama X Y X² Y² XY
1 Hendra Diawan 0 9 0 81 0
2 Rifaldi Tansyah R 0 11 0 121 0
3 Eka Kurniatin 0 7 0 49 0
4 Deska hendrawan 0 7 0 49 0
5 Ali Ropsanjani 0 9 0 81 0
6 Novi Tri Lestari 1 7 1 49 7
7 Susilawati 1 7 1 49 7
8 Regi Hidayat 0 8 0 64 0
9 Doni Alfian 1 8 1 64 8
10 Hendra Sutisna 0 7 0 49 0
11 Widia Rohaeni 1 7 1 49 7
12 Verawati 0 8 0 64 0
13 Sinta Yulianti 1 8 1 64 8
14 Andi Sanusi 0 9 0 81 0
15 Febi Putra Anugrah 0 8 0 64 0
16 Dirwanto 0 10 0 100 0
17 Ela Juliawati 0 7 0 49 0
18 Ria Risnawati 0 8 0 64 0
19 Rina Amelia 1 9 1 81 9
20 Siti Marfuah 1 12 1 144 12
Jumlah 7 166 7 1416 58

rxy = N∑xy – (∑x) (∑y)
√({N∑X^2- (∑X)^2 }{N∑Y^2-(∑Y)²)

= 20 x 58 – 7 x 166
√((20 x 7-7^2 )(20 x 1416-〖166〗^2))

= 1160 – 1162
√((140-49)(28320 -27556))

= -2
√(111 x 764)

= -2 = 106 = -0,006
√84804 291,21
Tabel 1.2.9
Butir Soal No.9
No Nama X Y X² Y² XY
1 Hendra Diawan 1 9 1 81 9
2 Rifaldi Tansyah R 1 11 1 121 11
3 Eka Kurniatin 0 7 0 49 0
4 Deska hendrawan 1 7 1 49 7
5 Ali Ropsanjani 1 9 1 81 9
6 Novi Tri Lestari 1 7 1 49 7
7 Susilawati 0 7 0 49 0
8 Regi Hidayat 0 8 0 64 0
9 Doni Alfian 0 8 0 64 0
10 Hendra Sutisna 0 7 0 49 0
11 Widia Rohaeni 0 7 0 49 0
12 Verawati 0 8 0 64 0
13 Sinta Yulianti 0 8 0 64 0
14 Andi Sanusi 1 9 1 81 9
15 Febi Putra Anugrah 1 8 1 64 8
16 Dirwanto 0 10 0 100 0
17 Ela Juliawati 0 7 0 49 0
18 Ria Risnawati 1 8 1 64 8
19 Rina Amelia 1 9 1 81 9
20 Siti Marfuah 0 12 0 144 0
Jumlah 9 166 9 1416 77

rxy = N∑xy – (∑x) (∑y)
√({N∑X^2- (∑X)^2 }{N∑Y^2-(∑Y)²)

= 20 x 77 – 9 x 166
√((20 x 9-9^2 )(20 x 1416-〖166〗^2))

= 1540 – 5994
√((180-81)(28320 -27556))

= -4554
√(99 x 764)

= -4554 = -4554 = -17,76
√65742 256,41
Tabel 1.2.10
Butir Soal No.10
No Nama X Y X² Y² XY
1 Hendra Diawan 1 9 1 81 9
2 Rifaldi Tansyah R 1 11 1 121 11
3 Eka Kurniatin 1 7 1 49 7
4 Deska hendrawan 0 7 0 49 0
5 Ali Ropsanjani 0 9 0 81 0
6 Novi Tri Lestari 0 7 0 49 0
7 Susilawati 1 7 1 49 7
8 Regi Hidayat 0 8 0 64 0
9 Doni Alfian 0 8 0 64 0
10 Hendra Sutisna 1 7 1 49 7
11 Widia Rohaeni 1 7 1 49 7
12 Verawati 1 8 1 64 8
13 Sinta Yulianti 0 8 0 64 0
14 Andi Sanusi 0 9 0 81 0
15 Febi Putra Anugrah 0 8 0 64 0
16 Dirwanto 1 10 1 100 10
17 Ela Juliawati 1 7 1 49 7
18 Ria Risnawati 1 8 1 64 8
19 Rina Amelia 1 9 1 81 9
20 Siti Marfuah 1 12 1 144 12
Jumlah 12 166 12 1416 102

rxy = N∑xy – (∑x) (∑y)
√({N∑X^2- (∑X)^2 }{N∑Y^2-(∑Y)²)

= 20 x 102 – 12 x 166
√((20 x 12-〖12〗^2 )(20 x 1416-〖166〗^2))

= 2040 – 1992
√((240-144)(28320 -27556))

= 48
√(96 x 764)

= 48 = 48 = 0,177
√73304 270,74
Tabel 1.2.11
Butir Soal No.11
No Nama X Y X² Y² XY
1 Hendra Diawan 1 9 1 81 9
2 Rifaldi Tansyah R 0 11 0 121 0
3 Eka Kurniatin 1 7 1 49 7
4 Deska hendrawan 0 7 0 49 0
5 Ali Ropsanjani 0 9 0 81 0
6 Novi Tri Lestari 1 7 1 49 7
7 Susilawati 0 7 0 49 0
8 Regi Hidayat 0 8 0 64 0
9 Doni Alfian 1 8 1 64 8
10 Hendra Sutisna 0 7 0 49 0
11 Widia Rohaeni 1 7 1 49 7
12 Verawati 0 8 0 64 0
13 Sinta Yulianti 0 8 0 64 0
14 Andi Sanusi 1 9 1 81 9
15 Febi Putra Anugrah 0 8 0 64 0
16 Dirwanto 1 10 1 100 10
17 Ela Juliawati 0 7 0 49 0
18 Ria Risnawati 0 8 0 64 0
19 Rina Amelia 0 9 0 81 0
20 Siti Marfuah 1 12 1 144 12
Jumlah 8 166 8 1416 69

rxy = N∑xy – (∑x) (∑y)
√({N∑X^2- (∑X)^2 }{N∑Y^2-(∑Y)²)

= 20 x 69 – 8 x 166
√((20 x 8-8^2 )(20 x 1416-〖166〗^2))

= 1380 – 1128
√((160-64)(28320 -27556))

= 252
√(96 x 764)

= 252 = 252 = 0,930
√73304 270,74
Tabel 1.2.12
Butir Soal No.12
No Nama X Y X² Y² XY
1 Hendra Diawan 1 9 1 81 9
2 Rifaldi Tansyah R 0 11 0 121 0
3 Eka Kurniatin 1 7 1 49 7
4 Deska hendrawan 0 7 0 49 0
5 Ali Ropsanjani 0 9 0 81 0
6 Novi Tri Lestari 1 7 1 49 7
7 Susilawati 0 7 0 49 0
8 Regi Hidayat 0 8 0 64 0
9 Doni Alfian 1 8 1 64 8
10 Hendra Sutisna 0 7 0 49 0
11 Widia Rohaeni 1 7 1 49 7
12 Verawati 1 8 1 64 8
13 Sinta Yulianti 1 8 1 64 8
14 Andi Sanusi 1 9 1 81 9
15 Febi Putra Anugrah 0 8 0 64 0
16 Dirwanto 1 10 1 100 10
17 Ela Juliawati 0 7 0 49 0
18 Ria Risnawati 0 8 0 64 0
19 Rina Amelia 1 9 1 81 9
20 Siti Marfuah 1 12 1 144 12
Jumlah 11 166 11 1416 94

rxy = N∑xy – (∑x) (∑y)
√({N∑X^2- (∑X)^2 }{N∑Y^2-(∑Y)²)

= 20 x 94 – 11 x 166
√((20 x 11-〖11〗^2 )(20 x 1416-〖166〗^2))

= 1880 – 1826
√((220-121)(28320 -27556))

= 54
√(99 x 764)

= 54 = 54 = 0,196
√75592 274,93
Tabel 1.2.13
Butir Soal No.13
No Nama X Y X² Y² XY
1 Hendra Diawan 1 9 1 81 9
2 Rifaldi Tansyah R 1 11 1 121 11
3 Eka Kurniatin 0 7 0 49 0
4 Deska hendrawan 1 7 1 49 7
5 Ali Ropsanjani 1 9 1 81 9
6 Novi Tri Lestari 0 7 0 49 0
7 Susilawati 1 7 1 49 7
8 Regi Hidayat 0 8 0 64 0
9 Doni Alfian 1 8 1 64 8
10 Hendra Sutisna 0 7 0 49 0
11 Widia Rohaeni 0 7 0 49 0
12 Verawati 0 8 0 64 0
13 Sinta Yulianti 1 8 1 64 8
14 Andi Sanusi 0 9 0 81 0
15 Febi Putra Anugrah 1 8 1 64 8
16 Dirwanto 0 10 0 100 0
17 Ela Juliawati 0 7 0 49 0
18 Ria Risnawati 0 8 0 64 0
19 Rina Amelia 0 9 0 81 0
20 Siti Marfuah 1 12 1 144 12
Jumlah 9 166 9 1416 79

rxy = N∑xy – (∑x) (∑y)
√({N∑X^2- (∑X)^2 }{N∑Y^2-(∑Y)²)

= 20 x 79 – 11 x 166
√((20 x 9-9^2 )(20 x 1416-〖166〗^2))

= 1580 – 5994
√((180-81)(28320 -27556))

= -4414
√(99 x 764)

= -4414 = -4414 = -17,215
√75592 256,40
Tabel 1.2.14
Butir Soal No.14
No Nama X Y X² Y² XY
1 Hendra Diawan 0 9 0 81 0
2 Rifaldi Tansyah R 1 11 1 121 11
3 Eka Kurniatin 1 7 1 49 7
4 Deska hendrawan 0 7 0 49 0
5 Ali Ropsanjani 1 9 1 81 9
6 Novi Tri Lestari 0 7 0 49 0
7 Susilawati 0 7 0 49 0
8 Regi Hidayat 1 8 1 64 8
9 Doni Alfian 0 8 0 64 0
10 Hendra Sutisna 1 7 1 49 7
11 Widia Rohaeni 0 7 0 49 0
12 Verawati 1 8 1 64 8
13 Sinta Yulianti 1 8 1 64 8
14 Andi Sanusi 0 9 0 81 0
15 Febi Putra Anugrah 1 8 1 64 8
16 Dirwanto 1 10 1 100 10
17 Ela Juliawati 1 7 1 49 7
18 Ria Risnawati 1 8 1 64 8
19 Rina Amelia 1 9 1 81 9
20 Siti Marfuah 0 12 0 144 0
Jumlah 12 166 12 1416 100

rxy = N∑xy – (∑x) (∑y)
√({N∑X^2- (∑X)^2 }{N∑Y^2-(∑Y)²)

= 20 x 100 – 12 x 166
√((20 x 12-〖12〗^2 )(20 x 1416-〖166〗^2))

= 2000 – 1992
√((180-81)(28320 -27556))

= 8
√(96 x 764)

= 8 = 8 = 0,029
√73304 270,74
Tabel 1.2.15
Butir Soal No.15
No Nama X Y X² Y² XY
1 Hendra Diawan 1 9 1 81 9
2 Rifaldi Tansyah R 1 11 1 121 11
3 Eka Kurniatin 0 7 0 49 0
4 Deska hendrawan 1 7 1 49 7
5 Ali Ropsanjani 1 9 1 81 9
6 Novi Tri Lestari 0 7 0 49 0
7 Susilawati 0 7 0 49 0
8 Regi Hidayat 0 8 0 64 0
9 Doni Alfian 1 8 1 64 8
10 Hendra Sutisna 1 7 1 49 7
11 Widia Rohaeni 1 7 1 49 7
12 Verawati 0 8 0 64 0
13 Sinta Yulianti 0 8 0 64 0
14 Andi Sanusi 1 9 1 81 9
15 Febi Putra Anugrah 0 8 0 64 0
16 Dirwanto 1 10 1 100 10
17 Ela Juliawati 0 7 0 49 0
18 Ria Risnawati 0 8 0 64 0
19 Rina Amelia 0 9 0 81 0
20 Siti Marfuah 1 12 1 144 12
Jumlah 10 166 10 1416 89

rxy = N∑xy – (∑x) (∑y)
√({N∑X^2- (∑X)^2 }{N∑Y^2-(∑Y)²)

= 20 x 89 – 12 x 166
√((20 x 10-〖10〗^2 )(20 x 1416-〖166〗^2))

= 1780 - 1660
√((200-100)(28320 -27556))

= 120
√(100 x 764)

= 120 = 120 = 0,434
√76400 276,40
Menentukan Reliabilitas
Tabel 1.3
TABEL ANALISIS ITEM UNTUK MENCARI RELIABILITAS DENGAN RUMUS HOYT

No Nama Nomor Item ∑xt ∑xt²
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Hendra 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 9 81
2 Rifaldi 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 11 121
3 Eka 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 7 49
4 Deska 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 7 49
5 Ali 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 9 81
6 Novi 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 7 49
7 Susi 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 7 49
8 Regi 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 8 64
9 Doni 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 8 64
10 Hendra 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 7 49
11 Widia 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 7 49
12 Vera 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 8 64
13 Sinta 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 8 64
14 Andi 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 9 81
15 Febi 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 8 64
16 Dirwan 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 10 100
17 Ela 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 7 49
18 Ria 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 8 64
19 Rina 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 9 81
20 Siti 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 12 144
∑B 20 14 17 10 10 9 8 7 9 12 8 11 9 12 10 166 1416
∑x² 400 196 289 100 100 81 64 49 81 144 64 121 81 144 100
∑B² 2014
∑S 0 6 3 10 10 11 12 13 11 8 12 9 11 8 10 134
Menghitung Reliabilitas

Langkah 1. Mencari jumlah kudrat responden dengan rumus:
Jk(r) = ∑Xt2 - (∑Xt)2
K (k N)
= 1416 - 1662
15 15 x 20
= 94,4 - 27556
300
= 94,4 - 91,85 = 2,55
Langkah 2. Mencari kuadrat item dengan rumus:
Jk(i) = ∑X² - (∑Xt)2
N k x N
= 2014 - 1662
20 15 x 20
= 319,7 - 27556
300
= 319,7 - 91,85 = 227,85
Langkah 3. Mencari kuadrat total dengan rumus:
Jk(t) = (∑B) (∑S)
(∑B) + (∑S)
= 166 x 134
166 + 134
= 22244 = 374,14
300
Langkah 4. Mencari kudrat sisa dengan rumus:
Jk_((s)) = Jk_((t)) - Jk_((r)) - Jk_((i))
= 374,14 – 2,55 – 227,85
= 143,74
Langkah 5. Mencari varians responden dan varians sisa dengan tabel F.
Sumber Variansi Jumlah Kuadrat d.b Variansi
Responden 2,55 19
(20-1) 2,55 = 0,134
19
Item 227,85 14
(15-1) 277,85 = 16,275
14
Sisa 143,74 266
(299-19-14) 143,74 = 0,540
266
Total 230,4 299
(300-1)
Langkah 6. Memasukkan ke dalam rumus r_11
r11 = 1 –
= 1 – = 1 – 4,029 = -3.029

Menghitung Reliabilitas Item dengan rumus Alpha
Tabel 1.4
Mencari Reliabilitas dengan rumus Alpha
No Nama Nomor Item Skor total Kuadrat Skor Total
1 2 3 4 5
1 Hendra Diawan 2 3 3 1 0 9 81
2 Rifaldi Tansyah R 2 2 0 1 0 5 25
3 Eka Kurniatin 2 2 3 0 0 7 49
4 Deska hendrawan 2 2 3 0 0 7 49
5 Ali Ropsanjani 2 0 3 1 1 7 49
6 Novi Tri Lestari 2 1 0 1 0 4 16
7 Susilawati 2 1 0 0 1 4 16
8 Regi Hidayat 2 0 3 1 1 7 49
9 Doni Alfian 2 2 0 0 0 4 16
10 Hendra Sutisna 2 0 2 0 0 4 16
11 Widia Rohaeni 2 2 0 0 1 5 25
12 Verawati 2 0 3 1 0 6 36
13 Sinta Yulianti 2 2 0 0 1 5 25
14 Andi Sanusi 2 0 3 0 0 5 25
15 Febi Putra Anugrah 2 2 3 2 0 9 81
16 Dirwanto 2 3 3 3 1 12 144
17 Ela Juliawati 2 0 0 1 1 4 16
18 Ria Risnawati 2 0 3 1 0 6 36
19 Rina Amelia 2 2 0 0 0 4 16
20 Siti Marfuah 2 3 3 2 2 12 144
Jumlah 40 27 35 15 9 126 914
Jumlah Kuadrat 80 65 107 25 11 818

Dengan data yang tertera dalam tabel, dicari varians tiap-tiap item dahulu baru dihitung.


Rumus varians:
σ² = (∑▒〖X^2- 〖(∑▒〖X)〗〗^2/N〗)/N
〖σ^2〗_(〖(1)〗^* ) = (∑▒〖X^2- 〖(∑▒〖X)〗〗^2/N〗)/N = (80 - 40²/20)/20 = (80-160)/20 = (-80)/20 = - 4
〖σ^2〗_(〖(2)〗^* ) = (∑▒〖X^2- 〖(∑▒〖X)〗〗^2/N〗)/N = (65 - 27²/20)/20 = (65-36,45)/20 = 28,55/20 = 1,42
〖σ^2〗_(〖(3)〗^* ) = (∑▒〖X^2- 〖(∑▒〖X)〗〗^2/N〗)/N = (107 - 35²/20)/20 = (107-61,25)/20 = 45,75/20 = 2,28
〖σ^2〗_(〖(4)〗^* ) = (∑▒〖X^2- 〖(∑▒〖X)〗〗^2/N〗)/N = (25 - 15²/20)/20 = (25 – 11,25)/20 = 13,75/20 = 0,68
〖σ^2〗_(〖(5)〗^* ) = (∑▒〖X^2- 〖(∑▒〖X)〗〗^2/N〗)/N = (11 - 9²/20)/20 = (11 – 4,05)/20 = 6,95/20 = 0,34

(∑▒〖"σ" ^"2" 〗_"i" )=-4+1,42+2,28+0,68+0,34=0,72
Varians total = (914 - 126²/20)/20 = (914 – 793,8)/20 = 120,2/20 = 6,01
Dimasukan kedalam rumus Alpha
r11 = ( n/((n-1) ) )( 1 – (∑▒σ_t^2 )/(σ_t^2 ))= 5/(5-1) × (1- 0,72/6,01)
= 5/4 × (1- 0,112) = 5/4 × 0,888 = 1,11





Mencari Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda
Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda dan Option Pengecoh
Tabel 1.5
No Soal Kunci Jawaban Hendra Rifaldi Eka Deska Ali Novi Susi Regi Doni Hendra Widia Vera Sinta Andi Febi Dirwan Ela Ria Rina Siti

1 B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B
2 B A B A B B A C B B A A B B B B B B B B B
3 B B A C A B B B B B B B B B B B B B B B B
4 B C B D C B A B B A C C B A B B A B B A B
5 B A B B B B B B B C A A B C A A B A A B B
6 B B B D D B C D B C B D A D B B C D B C B
7 B C B B B D C D B D B D B B C C B B C D D
8 B C D A D A B B A B D B C B C D C C C B B
9 B B B C B C B A C A C C A D B B A D B B A
10 B B B B D B D B C C B B B C D C B B B B B
11 B B A B D A B A C B A B D C B A B A D C B
12 B B C B A A B A D B D B A B B A B A D B B
13 B B B A B D D B A B A A C B A B D C A A B
14 C D C C D C D D C D C D C C D C C C C C D
15 B B B A B B C C A B B B D A B A B A A D B
Nilai 9 11 7 7 9 7 7 8 8 7 7 8 8 9 8 10 7 8 9 12
Kelas A A B B A B B A B B B A B A A A B B A A

Ket
A = Jumlah Kelas Atas
B = Jumlah kelas bawah
Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda

Tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran untuk soal pilihan ganda :
Siswa > 30, Jsa 27% dan Jsb 27%
Siswa < 30, Jsa 50% dan Jsb 50%
TK= (JBa+JBb)/(JSa+JSb)
TK = 0.00 terlalu sukar
0.00< TK £ 0.30 sukar
0.30 < TK £ 0.70 sedang
0.70 < TK < 1.00 mudah
TK = 1.00 terlalu mudah

Untuk soal nomor 1
TK=(10+10)/20= 20/20=1
Terlalu Mudah

Untuk soal nomor 2
TK=(9+5)/20= 14/20=0,7
Mudah

Untuk soal nomor 3
TK=(9+8)/(10+10)= 17/20=0,85
Mudah

Untuk soal nomor 4
TK=(7+3)/(10+10)= 10/20= 0,5
Sedang
Untuk soal nomor 5
TK=(7+4)/(10+10)= 11/20= 0,55
Sedang
Untuk soal nomor 6
TK=(7+2)/(10+10)= 9/20=0,45
Sedang

Untuk soal nomor 7
TK=(4+5 )/(10+10)= 9/20=0,45
Sedang

Untuk soal nomor 8
TK=(2+5)/(10+10)= 7/20= 0,35
Sukar

Untuk soal nomor 9
TK=(5+3)/(10+10)= 8/20=0,4
Sukar

Untuk soal nomor 10
TK=(7+6)/(10+10)= 13/20=0,65
Sedang

Untuk soal nomor 11
TK=(4+4)/(10+10)= 8/20= 0,4
Sukar

Untuk soal nomor 12
TK=(5+5)/(10+10)= 10/20= 0,5
Sedang

Untuk soal nomor 13
TK=(4+4)/(10+10)= 8/20= 0,4
Sukar

Untuk soal nomor 14
TK=(7+5)/(10+10)= 12/20=0,6
Sedang



Untuk soal nomor 15
TK=(6+4)/(10+10)= 10/20= 0,5
Sedang
Tingkat kesukaran untuk soal essay
TK = X ̅/SMI

Untuk soal nomor 1
TK=(40/20)/5= 2/5 =0,4
Sedang
Untuk soal nomor 2
TK=(27/20)/5= 1,35/5 =0,27
Sukar
Untuk soal nomor 3
TK=(35/20)/( 5 )= 1,75/5 =0,35
Sedang
Untuk soal nomor 4
TK=(15/20)/5= 0,75/5 =0,15
Sukar
Untuk soal nomor 5
TK=(9/20)/5= 0,45/5 =0,09
Sukar
Daya pembeda
Daya pembeda untuk soal pilihan ganda :
DP = (JBa-JBb)/JSa

Untuk soal nomor 1
DP=(10-10)/10= 0/15 = 0
Sangat Jelek

Untuk soal nomor 2
DP=(9-5)/10= 4/10=0,4
Cukup
Untuk soal nomor 3
DP=(9-8)/10= 1/10 = 0,1
Jelek

Untuk soal nomor 4
DP=(7-3)/10= 4/10=0,4
Cukup

Untuk soal nomor 5
DP=(7-4)/10= 3/10=0,3
Cukup

Untuk soal nomor 6
DP=(7-2)/10= 5/10=0,5
Baik

Untuk soal nomor 7
DP=(4-5)/10=(-1)/10= -0,1
Sangat Jelek

Untuk soal nomor 8
DP=(2-5)/10=(-3)/10= -0,3
Sangat Jelek

Untuk soal nomor 9
DP=(5-3)/10=2/10=0,2
Cukup

Untuk soal nomor 10
DP=(7-6)/10=2/10=0,2
Cukup

Untuk soal nomor 12
DP=(4-4)/10= 0/10 =0
Jelek

Untuk soal nomor 12
DP=(5-5)/10= 0/10 =0
Jelek

Untuk soal nomor 13
DP=(4-4)/10= 0/10 =0
Jelek

Untuk soal nomor 14
DP=(7-5)/10= 2/10 =0,2
Cukup

Untuk soal nomor 15
DP=(6-4)/10=2/10=0,2
Cukup

Daya pembeda untuk soal essay
DP = (X ̅A- X ̅B )/SMI
Untuk soal nomor 1
DP=(2-2)/3= 0
Sangat Jelek

Untuk soal nomor 2
DP=(1,5-1,2)/3= 0,1
Jelek

Untuk soal nomor 3
DP=(3-0,5)/3= 0,83
Sangat Baik

Untuk soal nomor 4
DP=(1,2-0,3)/3=0,3
Cukup

Untuk soal nomor 5
DP=(0,5-0,4)/3= 0,03
Jelek

Faktor Pengecoh

Option kunci, efektif bila:
0,25 < (JBa -JBb)/(JSa-JSb) < 0,75
Option Pengecoh, efektif bila :
Jpa + JPb ≥ 1/4 {(JSa+JSb)/(2(n-1))}
Soal nomor 1
Option kunci (B)
0,25 ≤ (10+10)/(10+10) ≤0,75
0,25 ≤ 0/0 ≤0,75
0,25 ≤1≥ 0,75
Jadi, efektif

Option pengecoh
Option A
0+0 ≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
0≥ 1/4 {20/6}
0≤0,83
Jadi, tidak efektif

Option C
0+1 ≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
1 ≥ 1/4 {20/6}
1≥0,83
Jadi, efektif

Option D
0 + 0 ≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
0 ≥ 1/4 {20/6}
0 ≤ 0,83
Jadi, tidak efektif


Soal nomor 2
Option kunci (B)
0,25 ≤ (9+5)/20 ≤0,75
0,25 ≤ 14/20 ≤0,75
0,25 ≤0,7 ≥0,75
Jadi, efektif

Option pengecoh
Option A
1 +4≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
5 ≥ 1/4 {20/6}
5 ≥0,83
Jadi, efektif

Option C
0 + 1 ≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
1 ≥ 1/4 {20/6}
1 ≥0,83
Jadi, efektif

Option D
0 +0 ≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
0≥ 1/4 {20/6}
0 ≤0,83
Jadi, tidak efektif

Soal nomor 3
Option kunci (B)
0,25 ≤ (9+8)/20 ≤0,75
0,25 ≤ 17/20 ≤0,75
0,25 ≤0,85≥0,75
Jadi, efektif

Option pengecoh
Option A
1 +1≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
2 ≥ 1/4 {20/6}
2 ≥0,83
Jadi, efektif

Option C
0 + 1 ≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
1 ≥ 1/4 {20/6}
1 ≤0,83
Jadi, efektif

Option D
0 +0 ≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
0≥ 1/4 {20/6}
0 ≤0,83
Jadi, tidak efektif

Soal nomor 4
Option kunci (B)
0,25 ≤ (7+3)/20 ≤0,75
0,25 ≤ 10/20 ≤0,75
0,25 ≤0,5≥0,75
Jadi, efektif

Option pengecoh
Option A
2+3≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
5 ≥ 1/4 {20/6}
5 ≥0,83
Jadi, efektif

Option C
1+3 ≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
4 ≥ 1/4 {20/6}
4 ≤0,83
Jadi, efektif

Option D
0+1 ≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
1≥ 1/4 {20/6}
1 ≤0,83
Jadi, efektif

Soal nomor 5
Option kunci (B)
0,25 ≤ (7+4)/20 ≤0,75
0,25 ≤ 11/20 ≤0,75
0,25 ≤0,55≥0,75
Jadi, efektif

Option pengecoh
Option A
3+4≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
7 ≥ 1/4 {20/6}
7 ≥0,83
Jadi, efektif

Option C
0+2 ≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
2 ≥ 1/4 {20/6}
2 ≥0,83
Jadi, efektif

Option D
0+0 ≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
0≥ 1/4 {20/6}
0 ≤0,83
Jadi, efektif




Soal nomor 6
Option kunci (B)
0,25 ≤ (7+2)/20 ≤0,75
0,25 ≤ 9/20 ≤0,75
0,25 ≤0,45≥0,75
Jadi, efektif

Option pengecoh
Option A
1+0≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
1 ≥ 1/4 {20/6}
1 ≥0,83
Jadi, efektif

Option C
2+2 ≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
4 ≥ 1/4 {20/6}
4 ≥0,83
Jadi, efektif

Option D
0+6 ≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
6≥ 1/4 {20/6}
6 ≥0,83
Jadi, efektif

Soal nomor 7
Option kunci (B)
0,25 ≤ (4+5)/20 ≤0,75
0,25 ≤ 9/20 ≤0,75
0,25 ≤0,45≥0,75
Jadi, efektif

Option pengecoh
Option A
0+0≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
0 ≥ 1/4 {20/6}
0 ≤0,83
Jadi, tidak efektif

Option C
3+2 ≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
5 ≥ 1/4 {20/6}
5 ≥0,83
Jadi, efektif

Option D
3+3 ≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
6≥ 1/4 {20/6}
6 ≥0,83
Jadi, efektif

Soal nomor 8
Option kunci (B)
0,25 ≤ (2+5)/20 ≤0,75
0,25 ≤ 7/20 ≤0,75
0,25 ≤0,35≥0,75
Jadi, efektif

Option pengecoh
Option A
2+1≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
3 ≥ 1/4 {20/6}
3 ≥0,83
Jadi, efektif

Option C
4+2 ≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
6 ≥ 1/4 {20/6}
6 ≥0,83
Jadi, efektif

Option D
0+2 ≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
2≥ 1/4 {20/6}
2 ≥0,83
Jadi, efektif

Soal nomor 9
Option kunci (B)
0,25 ≤ (5+3)/20 ≤0,75
0,25 ≤ 8/20 ≤0,75
0,25 ≤0,4≥0,75
Jadi, efektif

Option pengecoh
Option A
3+2≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
5 ≥ 1/4 {20/6}
5 ≥0,83
Jadi, efektif

Option C
2+3 ≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
5 ≥ 1/4 {20/6}
5 ≥0,83
Jadi, efektif

Option D
0+2 ≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
2≥ 1/4 {20/6}
2 ≥0,83
Jadi, efektif




Soal nomor 10
Option kunci (B)
0,25 ≤ (7+6)/20 ≤0,75
0,25 ≤ 13/20 ≤0,75
0,25 ≤0,65≥0,75
Jadi, efektif

Option pengecoh
Option A
0+0≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
0 ≥ 1/4 {20/6}
0 ≤0,83
Jadi, tidak efektif

Option C
2+2 ≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
4 ≥ 1/4 {20/6}
4 ≥0,83
Jadi, efektif

Option D
1+2 ≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
3≥ 1/4 {20/6}
3 ≥0,83
Jadi, efektif

Soal nomor 11
Option kunci (B)
0,25 ≤ (4+4)/20 ≤0,75
0,25 ≤ 8/20 ≤0,75
0,25 ≤0,4≥0,75
Jadi, efektif

Option pengecoh
Option A
3+3≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
6 ≥ 1/4 {20/6}
6 ≥0,83
Jadi, efektif

Option C
2+1 ≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
3 ≥ 1/4 {20/6}
3 ≥0,83
Jadi, efektif

Option D
1+2 ≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
3≥ 1/4 {20/6}
3 ≥0,83
Jadi, efektif

Soal nomor 12
Option kunci (B)
0,25 ≤ (5+5)/20 ≤0,75
0,25 ≤ 10/20 ≤0,75
0,25 ≤0,5≥0,75
Jadi, efektif

Option pengecoh
Option A
3+3≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
6 ≥ 1/4 {20/6}
6 ≥0,83
Jadi, efektif

Option C
1+0 ≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
1≥ 1/4 {20/6}
1 ≥0,83
Jadi, efektif

Option D
1+2 ≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
3≥ 1/4 {20/6}
3 ≥0,83
Jadi, efektif

Soal nomor 13
Option kunci (B)
0,25 ≤ (4+4)/20 ≤0,75
0,25 ≤ 8/20 ≤0,75
0,25 ≤0,4≥0,75
Jadi, efektif

Option pengecoh
Option A
3+4≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
7≥ 1/4 {20/6}
7 ≥0,83
Jadi, efektif

Option C
1+1 ≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
2≥ 1/4 {20/6}
2 ≥0,83
Jadi, efektif

Option D
2+1 ≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
3≥ 1/4 {20/6}
3 ≥0,83
Jadi, efektif



Soal nomor 14
Option kunci (C)
0,25 ≤ (7+5)/20 ≤0,75
0,25 ≤ 12/20 ≤0,75
0,25 ≤0,6≥0,75
Jadi, efektif

Option pengecoh
Option A
0+0≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
0 ≥ 1/4 {20/6}
0 ≤0,83
Jadi, tidak efektif

Option B
0+0 ≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
0≥ 1/4 {20/6}
0 ≤0,83
Jadi, tidak efektif

Option D
3+5 ≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
8≥ 1/4 {20/6}
8 ≥0,83
Jadi, efektif

Soal nomor 15
Option kunci (B)
0,25 ≤ (6+4)/20 ≤0,75
0,25 ≤ 10/20 ≤0,75
0,25 ≤0,5≥0,75
Jadi, efektif

Option pengecoh
Option A
2+4≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
6≥ 1/4 {20/6}
6 ≥0,83
Jadi, efektif

Option C
0+2 ≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
2≥ 1/4 {20/6}
2 ≥0,83
Jadi, efektif

Option D
2+0 ≥ 1/4 {(10+10)/2(4-1) }
2≥ 1/4 {20/6}
2 ≥0,83
Jadi, efektif

















BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dalam Menganalisis Soal, dengan Mencari Validitas, Reliabilitas, Menganalisis Butir Soal,dan Mencari Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda serta Option Pengecoh pada kelas VIII SMPN 4 Pagaden Subang, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Menganalisis soal, sebanyak 15 soal, yang diberikan kepada 20 siswa kelas VIII SMPN 4 Pagaden Subang. Menghasilkan kesimpulan yang cukup memuaskan.
Berdasarkan hasil analisis pilihan ganda Butir soal nomor 1 = 0 (valid), Butir soal nomor 2 = 0,457 (tidk Valid), Butir soal nomor 3 = -0,010 (tidak Valid), Butir soal nomor 4 = 0,289 (tidak Valid), Butir soal nomor 5 = 0,289 (tidak Valid), Butir soal nomor 6 = 0,383 (tidak Valid), Butir soal nomor 7 = -0,103 (tidak Valid), Butir soal nomor 8 = -0,006 (tidak Valid), Butir soal nomor 9 = -17,76 (tidak Valid), Butir soal nomor 10 = 0,177 (tidak Valid), Butir soal nomor 11 = 0,930 (tidak Valid), Butir soal nomor 12 = 0,196 (tidak Valid), Butir soal nomor 13 = -17,215 (tidak Valid), Butir soal nomor 14 = 0,029 (tidak Valid), Butir soal nomor 15 = 0,434 (tidak Valid).
Hasil reliabilitas berdasarkan kudrat responden adalah 2,55, hasil kuadrat item adalah 227,85, hasil kuadrat total adalah 374,14, hasil kudrat sisa 143,74, Dengan menggunakan rumus r_11 hasilnya -3.029. hasil varians responden dan varians sisa adalah sebagai berikut :
Sumber Variansi Jumlah Kuadrat d.b Variansi
Responden 2,55 19
(20-1) 2,55 = 0,134
19
Item 227,85 14
(15-1) 277,85 = 16,275
14
Sisa 143,74 266
(299-19-14) 143,74 = 0,540
266
Total 230,4 299
(300-1)

Tingkat kesukaran Pilihan ganda, butir soal no.1 =1 (terlalu mudah), butir soal no. 2 = 0,7 (mudah), butir soal no.3 = 0,85 (mudah), butir soal no.4 = 0,5 (sedang), butir soal no.5 = 0,55 (sedang), butir soal no.6 = 0,45 (sedang), butir soal no.7 = 0,45 (sedang), butir soal no.8 = 0,35 (sukar), butir soal no.9 = 0,4 (sukar), butir soal no.10 = 0,65 (sedang), butir soal no.11 = 0,4 (sukar), butir soal no.12 = 0,5 (sedang), butir soal no.13 = 0,4 (sukar), butir soal no.14 = 0,6 (sedang), butir soal no.15 = 0,5 (sedang). Sedangkan kesukaran dalam essay : butir soal no.1 = 0,4 (sedang), butir soal no.2 = 0,27 (sukar), butir soal no.3 = 0,35 (sedang), butir soal no.4 = 0,15 (sukar), butir soal no.5 = 0,09 (sukar).
Daya Pembeda dalam pilihan ganda, butir soal no.1 = 0 (sangat jelek), butir soal no.2 = 0,4 (cukup), butir soal no.3 = 0,1 (jelek), butir soal no.4 = 0,4 (cukup), butir soal no.5 = 0,3 (cukup), butir soal no.6 = 0,5 (baik), butir soal no.7 = -0,1 (sangat jelek), butir soal no.8 = -0,3 (sangat jelek), butir soal no.9 = 0,2 (cukup), butir soal no.10 = 0,2 (sangat jelek), butir soal no.11 = 0 (jelek), butir soal no.12 = 0 (jelek), butir soal no.13 = 0 (jelek), butir soal no.14 = 0,2 (sangat jelek), butir soal no.15 = 0,2 (sangat jelek). Sedangkan Daya Pembeda dalam essay adalah butir soal no.1 = 0 (sangat jelek), butir soal no.2 = 0,1 (jelek), butir soal no.3 = 0,83 (cukup), butir soal no.4 = 0,3 (cukup), butir soal no.5 = 0,03 (jelek).
Saran
Berdasarkan dari hasil perhitungan analisis pada bab sebelumya, maka penulis akan membuat saran-saran yang mungkin penting bagi banyak pihak. Adapun saran-sarannya sebagai berikut :
Siswa harus lebih banyak belajar, dengan mempermisalkan apa yang ada di sekeliling kita. Dengan dorongan dari para guru.
Kepala sekolah, orang tua dan para guru harus lebih mendisiplinkan belajar sswa, agar siswa tersebut dapat belajar dan menerima pelajaran dengan baik, serta mengerti.





DAFTAR PUSTAKA
Amir Daien Indrakusuma : Evaluasi Pendidikan. Jilid 1 Sendiri. 1975
Remmers H.H and Gade N.L.: A Practical Introduction to Measurement and Evaluation, Harper & Row, New York 1960
Wuradji Drs.: Dasar-dasar Pengukuran dan Penelitian Hasil Belajar, Penerbit DINA Yogyakarta,1978.
Sternberg, R.G., 1986, Applied Intellegence, Boston: Harcourt Brace, Janovich.

Kamis, 21 April 2011

TUGAS ARTIKEL

PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

EVI NUR’AFIYAH JAMIL

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) SUBANG
Jl. Marsinu No 05 Subang

NPM : 0851210057

ABSTRAK

Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Matematika

Pendekatan kontelstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL)) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (US Departement of Education, 2001).
Program pembelajaran kontekstual lebih merupakan rencana kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap-demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan topik yang akan dipelajarinya. Perumusan tujuan yang berkecil-kecil, bukan menjadi prioritas dalam penyusunan rencana pembelajran berbasis CTL, mengingat yang akan dicapai bukan "hasil", tetapi lebih dari pada "strategi belajar". Yang diinginkankan bukan "banyak , tetapi dangkal", melainkan "sedikit, tetapi mendalam".
Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika, berusaha untuk mengubah kondisi di atas, yaitu dengan membuat skenario pembelajaran yang dimulai dari konteks kehidupan nyata siswa (daily life). Selanjutnya guru memfasilitasi siswa untuk mengangkat objek dalam kehidupan nyata itu ke dalam konsep matematika, dengan melalui tanya-jawab, diskusi, inkuiri, sehingga siswa dapat mengkontruksi konsep tersebut dalam pikirannya. Dengan demikian siswa belajar melalui Penerapan pendekatan kontekstual sejalan dengan tumbuh-kembangnya matematika itu sendiri dan ilmu pengetahuan secara umum. Matematika tumbuh dan berkembang bukan melalui pemberitahuan, akan tetapi melalui inkuiri, kontruksivisme, tanya-jawab, dan semacamnya yang dimulai dari pengamatan pada kehidupan sehari-hari yang dialami secara nyata.



Kata Kunci : pendekatan kontekstual, konsep belajar matematika, pembelajaran matematika


A. Latar Belakang
Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika ‘anak mengalami' apa yang dipelajarinya, bukan 'mengetahui'-nya. Pembelajaran yang berorieritasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi 'mengingat' jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkm persoalan dalam kehidupm.jangka panjang. Dan, itulah yang terjadi di kelas-kelas sekolah kita.
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL)) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran dihadapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses penibelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.
Dalam konteks itu siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka sadar bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Mereka mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya dan berupaya menggapainya. Dalam upaya itu, mereka memerlukan guru sebagai pengarah dan pembimbing.
Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru (baca: pengetahuan dan keterampilan) datang dari 'menemukan sendiri', bukan dari 'apa kata guru'. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual. Kontekstual hanya sebuah strategi pembelajaran. Seperti halnya strategi pembelajaran yang lain, kontekstual dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna. Pendekatan kontekstual dapat dijalankan tanpa harus mengubah kurikulum dan tatanan yang ada. Dalam buku ringkas ini dibahas persoalan yang berkenaan dengan pendekatan kontekstual dan implikasi penerapannya.

B. Kajian Pustaka
Pendekatan kontekstual dilaksanakan dalam tiga siklus. Pada siklus pertama, yaitu langkah mengajar guru lebih sistematik sesuai dengan rencana pembelajaran yang disusun, guru tidak lagi berorientasi pada hasil tetapi lebih pada proses anak belajar untuk menguasai kemampuan, kegiatan pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru, dan peran siswa mulai diaktifkan. Pada siklus kedua dapat diambil kesimpulan, yaitu langkah pembelajaran semakin sistematik, siswa dapat dipilih sebagai model bagi siswa lain. Pada siklus ketiga dapat diambil kesimpulan, yaitu hasil tulisan siswa terlihat lebih rapi dan dapat dibaca orang lain dan penerapan pendekatan kontekstual memberikan dampak positif terhadap kinerja dan prestasi siswa.
Langkah Penerapan Pendekatan Kontekstual
• Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkostruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
• Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
• Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
• Ciptakan 'masyarakat belajar' (belajar dalam kelompok-kelompok).
• Hadirkan 'model' sebagai contoh pembelajaran.
• Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
• Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
Pendekatan kontekstual mendasarkan diri pada kecendrungan pemikiran tentang belajar sebagai berikut :
1. Proses Belajar
• Belajar tidak hanya sekedar menghafal. siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri.
• Anak belajar dari mengalami. Anak mencatat sendiri pola-pola bermakna dari pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu saja oleh guru.
• Pra ahli sepakat bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang itu terorganisasi dan mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang sesuatu persoalan (subject matter).
• Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan.
• Manusia mempunyai tingkatan yang berbeda dalam menyikapi situasi baru.
• Siswa perlu dibiasakan memmecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide.
• Proses belajar dapat mengubah struktur otak. Perubahan struktur otak itu berjalan terus seiring dengan perkembangan organisasi pengetahuan dan keterampilan seseorang. Untuk itu perlu dipahami, strategi belajar yang salah dan terus-menerus dipajangkan akan mempengaruhi struktur otak, yang pada akhirnya mempengaruhi cara seseorang berperilaku.
2. Transfer Belajar
• Sisawa belajar dari mengalami sendiri bukan dari pemberian orang lain.
• Keterampilan dan pengetahuan itu diperluas dari konteks yang terbatas (sempit), sedikit-demi sedikit.
• Penting bagi siswa tahu "untuk apa" ia belajar, dan "bagaimana" ia menggunakan pengetahuan dan keterampilan itu.
3. Siswa Sebagai Pembelajar
• Manusia mempunyai kecendrungan untuk belajar dalam bidang tertentu, dan seorang anak menpunyai kecendrungan untuk belajar dengan cepat hal-hal baru.
• Strategi belajar itu penting. Anak dengan mudah mempelajari sesuatu yang baru.
• Strategi belajar itu penting. Anak dengan mudah mempelajari sesuatu yang baru. Akan tetapi, untuk hal-hal yang sulit, strategi belajar amat penting.
• Peran orang dewasa (guru) mebantu menghubungkan antara "yang baru" dan yang sudah diketahui.
• Tugas guru "memfasilitasi" agar informasi baru bermakna memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide mereka sendiri, dan menyadarkan siswa untuk menerapkan strategi mereka sendiri.
4. Pentingnya Lingkungan Belajar
• Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa. Dari "guru akting didepan kelas, siswa menonton" ke "siswa bekerja dan berkarya, guru mengarahkan".
• Pengajaran harus berpusat pada "bagaimana cara" siswa menggunakan pengetahuan baru mereka. Strategi belajar lebih dipentingkan dibanding hasilnya.
• Umpan balik amat penting bagi siswa, yang berasal dari proses penilaian (assessment) yang benar.
• Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok itu penting.
C. Metodologi
Metode yang digunakan untuk pendekatan kontekstual yaitu sebagai berikut :
1. Konstruktivisme (Construktivism)
Konstruktivisme (constructivisvism) merupakan landasan berfikir (filosofi) pendekatan CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong. Dimana siswa tersebut mengetahui sesuatu atas dasar pengembangan dirinya sendiri. Tugas guru adalah memfasilitasi agar siswa belajar lebih nyaman dan bisa mengembangkan hasi pemikirannya sendiri, yaitu dengan menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa, memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri, dan menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.
Misalnya : Guru menanyakan alat yang biasanya ditulis oleh kapur, kemudian siswa menjawab, papan tulis. Guru menjelaskannya kembali, bahwa papan tulis ini berbentuk persegi panjang. Persegi panjang itu memiliki panjang dan lebar. Jika kita akan menhitung keliling persegi panjang, maka setiap sisi papan tulis yang persegi panjang harus ditambahkan. Sedangakan untuk menghitung luas persegi panjang adalah panjang papan tulis tersebut dikali lebar papan tulis.
2. Menemukan (Inquiry)
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya. Siklus Inquiry:
Observasi
Bertanya
Mengajukan dugaan (hipotesis)
Mengumpulkan data
Menyimpulkan
Langkah-langkah kegiatan inquiry:
1. Merumuskan masalah (dalam mata pelajaran apapun)
• Bagaimanakah silsilah raja-raja Majapahit (dalam mata pelajaran sejarah)
• Bagaimanakah cara melukiskan suasana menikmati ikan bakar di tepi pantai Kendari (bahasa Indonesia)?
• Ada berapa jenis tumbuham menurut bentuk bijinya (biologi)
• Kota mana saja yang termasuk kota besar di Indonesia? (geografi)
2. Mengamati atau observasi
• Membaca buku atau sumber lain untuk mendapatkan informasi pendukung.
• Mengamati dan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari sumber atau objek yang diamati.
3. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, table dan karya lainnya ;
• Siswa membuat peta kota-kota besar sendiri.
• Siswa membuat paragraf deskripsi sendiri.
• Siswa membuat bagan silsilah raja-raja majapahit sendiri.
• Siswa membuat penggolongan tumbuh-tumbuhan sendiri
• Siswa membuat essai atau usulan kepada Pemerintah tentang berbagai masalah di daerahnya sendiri, dst.
4. Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audien yang lain
• Karya siswa disampaikan teman sekelas, guru, atau kepada orang banyak untuk mendapatkan masukan
• Bertanya jawab dengan teman,
• Memunculkan ide-ide baru
• Melakukan refleksi
• Menempelkan gambar, karya tulis, peta, dan sejenisnya di majalah dinding, majalah sekolah, dsb.
3. Bertanya (Questioning)
Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari "bertanya". Questioning merupakan strategi utama pembelajaran yang berbasis CTL. bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong membimbing, dan menilai kemampuan berfikir siswa.
Misalnya : Guru menjelaskan bahwa persegi mempunyai sisi yang sama panjangnya dengan masing-masing sisi mempunyai panjang 5 cm. maka luas persegi adalah 25 cm, kemudian siswa bertanaya “ 25 cm itu dari mana pak? “ guru menjawab “ 25 cm adalah dari sisi dikali sisi. Karena untuk mencari luas persegi yaitu dengan cara panjang sisi persegi kali panajng sisi persegi. Berhubung panjang sisi tersebut adalah 5 cm, maka luas persegi tersebut adalah 5 x 5 = 25 cm.
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antarteman, antarkelompok, dan antarmereka yang tahu ke mereka yang sebelum tahu. Dalam masyarakat belajar, anggota kelompok yang terlibat dalam kegiatan masyarakat memberi informasi yang diperlukan oleh teman bicaranya dan juga meminta informasi yang diperlukan dari teman bicaranya.
Misalnya : Dalam suatu kelas terdiri dari satu pengajar dan 30 pembelajar (siswa). Ketika guru mengjarkan siswa harus memperhatikan guru tersebut, tidak ada yang mengerjakan seuatu kecuali memperhatikan guru tersebut. Apabila ada salah satu siswa yang tidak memperhatikan guru yang menerangkan didepan, maka siswa tersebut tidak terlibat dalam kelompok masyarakat belajar, karena siswa tersebut keluar dari pembahasan yang diterangkan oleh guru.
5. Pemodelan (Modelling)
Komponen CTL selanjutnya adalah pemodelan. Maksudnya, dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru.
Misalnya : Dalam pembelajaran matematika biasanya indentik dengan pemodelan, guru mengajarkan tentang lingkaran, persegi, kubus, limas dan lain sebagainya itu membutuhkan pemodelan, baik secara abstrak, ril, dan sebagainya. Tujuannya agar siswa mengerti bentuk-bentuk apa saja yang ada pada pembelajaran matematika itu.
6. Refleksi (Reflection)
Refleksi juga bagian penting dalam pembelejaran dengan pendekatan CTL. Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang sudah kita lakukan di masa lalu. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya.
Misalnya : Setelah belajar hendaknya guru melakukan pengulangan kembali, agar guru dapat mengetahui mana siswa yang sudah paham dan mana yang belum paham dan siswa juga dapat mengingat kembali tentang apa yang telah dipelajarinya.
7. Penilaian Yang Sebenarnya (Authentic Assessment)
Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar.
Misalnya : Melaksanakan tes untuk menilai tingkat peguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan. Apabila terdapat hasil siswa yang kurang baik, tugas guru bukan mematikan semangat siswa tersebut dengan kata-kata yang kurang baik, tetapi guru tersebut sebaiknya memberi arahan yang bisa memotivasikan siswa agar siswa dapat belajar degan lebih baik.
E. Hasil dan Diskusi
Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Matematka adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata yang dialami oleh siswa, agar siswa lebih mudah memeahami maksud dari konsep tersebut, dan agar siswa dapat menghubungkan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
 Prinsip Pendekatan Kontekstual
a) Konstruktifisme adalah landasan berfikir yang dibangun sedikit demi sedikit oleh siswa.
b) Menemukan (inquiry) adalah Pengetahuan yang dimiliki siswa dari hasil menemukan sendiri.
c) Bertanya (question) Pengetahun yang siswa dapatan dari hasil bertanya.
d) Masyarakat Belajar adalah Siswa belajar secara bersama-sama di dalam suatu ruangan yang di bimbing oleh seorang guru (pengajar).
e) Pemodelan adalah Pembelajaran yang dilakukan guru atau siswa, yang bisa dibentuk model-model pembelajarannya. Baik secara abstrak ataupun ril.
f) Refleksi adalah Pengulangan pelajaran yang telah lalu yang dilakukan oleh siswa dan di bimbing oleh guru.
g) Penilaian yang Sebenarnya adalah Proses pengmpulan berbagai data yang bisa memberi gambaran perkembangan belajar siswa.
 Karakteristik Pendekatan Kontekstual
a) Adanya kerjasama
b) Siswa aktif dan kritis
c) Pembelajaran terintegrasi
d) Dinding kelas penuh dengan hasil karya siswa
e) Lapiran kepada orang tua bukan sekedar rapot, melainkan hasil karya siswa.
 Langkah Penerapan Pendekatan Kontekstual
a) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri.
b) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
c) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
d) Ciptakan 'masyarakat belajar' (belajar dalam kelompok-kelompok).
e) Hadirkan 'model' sebagai contoh pembelajaran.
f) Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
g) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.


1.1. Bagaimana Pendekatan Kontekstual diterapakan Pada Siswa ?
Penerapan pendekatan kontekstual dilaksanakan dalam tiga siklus. Pada siklus pertama dapat diambil kesimpulan, yaitu langkah mengajar guru lebih sistematik sesuai dengan rencana pembelajaran yang disusun, guru tidak lagi berorientasi pada hasil tetapi lebih pada proses anak belajar untuk menguasai kemampuan, kegiatan pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru, dan peran siswa mulai diaktifkan. Pada siklus kedua dapat diambil kesimpulan, yaitu langkah pembelajaran semakin sistematik, siswa dapat dipilih sebagai model bagi siswa lain. Pada siklus ketiga dapat diambil kesimpulan, yaitu hasil tulisan siswa terlihat lebih rapi dan dapat dibaca orang lain dan penerapan pendekatan kontekstual memberikan dampak positif terhadap kinerja dan prestasi siswa.
Dalam pembelajaran Kontekstual, program lebih merupakan rencana kegiatan kelas yang dirancang oleh guru, yang berisi sekenario tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan topik yang akan dipelajarinya.
Pendekatan kontekstual ini sangat signifikan baik terhadap kemampuan analisis, sintesis maupun keterampilan berkomunikasi. Karena pendekatan ini sangat cocok sekali digunakan dalam pembelajaran matemaika. Oleh karena itu pendekatan ini banyak diterapkan pada pelaksanaan pengajaran. Di samping itu pendekatan ini juga bisa membantu siswa untuk mengembangkan pengetehuan yang didapatkannya, sehingga siswa lebih mudah memahaminya.

1.2. Apa Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Kontekstual ?
a) Kelebihan dari pendekatan kontekstual dapat dilihat dari tujuh komponen utama dari pendekatan kontekstual, yang tidak dimiliki oleh pendekatan konvensional. Disamping itu pendekatan kontekstual juga suatu pendekatan dapat membantu guru dalam mengajar untuk membawa siswa ke dunia nyata, sesuai dengan konteks dan lingkungan kehidupan siswa sehari-hari. Dengan demikian, pendekatan kontekstual tentunya sangat membantu siswa untuk memahami materi yang dipelajarinya.
b) Kelemahan dari pendekatan kontekstual yang sangat menonjol adalah dari segi waktu. Untuk menerapkan pendekatan kontekstual pada suatu pembelajaran, waktu yang dibutuhkan sangat banyak. Sehingga akan berdampak pada tidak tercapainya alokasi waktu yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Disamping itu, kelemahan yang dimiliki oleh pendekatan kontekstual tidak dapat diterapkan untuk semua materi matematika. H. Materi Volum Tabung dan Kerucut a.

E. Kesimpulan
Pendekatan Kontekstual ini sangat baik diterapkan untuk metode pembelajaran SD, SMP, SMA, sederajat bahkan perguruan tinggi sekalipun. Karena banyak guru yang berhasil menerapkan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran yang dilakukannya. Oleh karena itu banyak siswa yang mampu mengembangkan pengetahuannya sendiri untuk mengetahui sesuatu yang belum dipahaminya. Pendekatan kontekstual ini sangat signifikan baik terhadap kemampuan analisis, sintesis maupun keterampilan berkomunikasi. Sehingga menjadikan siswa aktif, kreatif, berani dan mampu mengerjakan suatu masalah untuk menemukan jawaban dari permasalahan tersebut.

F. Daftar Pustaka
http://rbaryans.wordpress.com/2007/07/31/
http://karso.mulyo.blog.plasa.com/2009/02/01/kajian-kesetarapan-antara-pendekatan-kontekstual-dengan-realistic-mathematic-education
http://p4tkmatematika.org/fasilitasi/11-Pembelajaran-matematika kontekstual.pdf.
http://educare.e-fkipunla.net
http://lowongan.promosale.net/search/Pendekatan+Kontekstual+dalam+Pembelajaran+Matematika
Erman Suherman Generated: 3 June, 2010, 04:58Page 2 http://educare.e-fkipunla.net
Pembelajaran dan Pengejaran Kontekstual. Jakarta : Depdiknas. Kasihani, K., dkk. (2002)
Author: makalah | Posted at: 00:25 | Filed Under: Pendidikan |